Tuesday, October 16, 2012

Ditemukan Arsenik Dalam Beras di Amerika


Fitria Rahmadianti - detikFood Jakarta - Delapan tahun lalu, kita kehilangan tokoh pejuang HAM, Munir Said Thalib. Ia meninggal dunia karena keracunan zat kimia berbahaya arsenik. Meski kasus tersebut sudah lama terjadi, penemuan arsenik dalam beras belum lama ini tentu membangkitkan trauma psikologis.

Rabu (19/9/12), Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat dan Kejaksaan Agung Illinois mengumumkan temuan arsenik dalam produk pangan berbahan beras. Kesimpulan ini ditarik setelah dilakukan pengujian terhadap beras dan dinyatakan konsisten dengan hasil penelitian Consumer Reports.

Sebelumnya, pakar keamanan pangan Consumer Reports menguji beberapa jus apel dan anggur. Ternyata, di dalamnya terkandung arsenik anorganik dalam kadar tinggi. Dalam wujud tersebut, arsenik dapat menyebabkan kanker kandung kemih, paru-paru, dan kulit. Zat kimia ini juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Bahkan, arsenik berbahaya bagi wanita hamil dan anak-anak.

Aturan federal terkait kandungan arsenik dalam air minum sudah diterapkan, namun belum ada yang mengatur soal makanan. Karena itulah, didasari temuan tadi, Consumer Reports meminta FDA untuk menentukan standar arsenik mulai dari beras dan jus buah. Mengingat beras adalah makanan pokok yang dikonsumsi luas oleh populasi manusia di dunia, hal ini tentu perlu ditanggapi serius.

"Kami paham bahwa konsumen khawatir terhadap masalah ini. Makanya, FDA memprioritaskan analisis kadar arsenik dalam beras," ujar komisaris FDA, Margaret Hamburg, M.D., seperti dikutip dari Consumer Reports (19/9/12). Pihaknya sedang menganalisis total 1.200 sampel sampai akhir tahun ini. Pengumuman tadi merupakan hasil dari 200 sampel pertama yang diuji.

Menurut wakil komisaris FDA, Michael Taylor, pengumpulan data ini akan memberikan dasar ilmiah yang solid. "Dari sini akan ditentukan langkah apa yang dibutuhkan untuk mengurangi kandungan arsenik dalam beras dan produk turunannya," katanya.

Jaksa Agung Illinois, Lisa Madigan, mendesak FDA untuk segera menerapkan standar federal dalam membatasi kandungan arsenik anorganik dalam makanan. Terutama pada sereal beras yang menjadi makanan pertama bayi, di mana telah ditemukan kandungan arsenik dalam level yang mengkhawatirkan.

"Sementara FDA membuat standar yang membatasi kandungan arsenik dalam makanan, orangtua dan pengasuh harus membatasi produk beras yang diberikan kepada bayi," tuturnya.

Arsenik masuk ke dalam beras dan tanaman lainnya melalui tanah dan air berkat pelapukan mineral yang mengandung arsenik di perut bumi. Menurut Consumer Reports, kontaminasi arsenik di AS saat ini terjadi karena penggunaan insektisida dan pupuk yang mengandung arsenik.

Arsenik dalam beragam bentuk biasa digunakan sebagai campuran timbal, senjata kimia, atau untuk keperluan medis. Zat ini juga terkandung dalam rokok. Selain Munir, Napoleon Bonaparte juga tewas akibat keracunan arsenik.

(fit/odi) Install Aplikasi "Makan di Mana" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini.

0 comments:

Post a Comment